Selasa, 17 Juni 2008

Pemeriksaan Laboratorium Fungsi Hati


Pendahuluan

Hati / hepar / liver merupakan organ metabolik terbesar dalam tubuh manusia. Oleh karena itu hati mempunyai berbagai macam fungsi, diantarannya:
1. Vaskuler – menimbun dan filtrasi darah
2. Ekskresi – membentuk empedu dan mengeluarkanya ke usus, juga bilirubin, cholesterol, garam empedu → empedu
3. Metabolik – Karbohidrat, protein, lemak, vitamin
4. Pertahanan tubuh – detoksifikasi bahan – bahan beracun, dengan : konjugasi reduksi, metilasi, asetilasi, oksidasi, hidroksilasi – fagositosi – dan pembentukan antibodi.
Dalam fungsi ekskresi maka hati akan mengeluarkan bahan-bahan metabolit seperti empedu, bilirubin, kolesterol dan sebagainya melalui saluran pencernaan, untuk dibuang atau menjadi metabolit lain.

Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, maka ada banyak pula - lebih dari 100 - jenis test yang mengukur reaksi faal hati. Semuanya, disebut sebagai “test faal hati”
Sebenarnya hanya beberapa yang benar-benar mengukur faal hati. Hanya 1-3 diantaranya yang menjadi test standart atau utama. Tetapi perlu diingat juga bahwa tidak ada tes tunggal yang efektif mengukur faal hati secara keseluruhan. Beberapa test tersebut ada yang terlalu peka sehingga tidak khas, sebagaian lagi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor di luar hati, sebagian lagi sudah absolete.
Oleh karena itu, makin banyak tes yang diminta, makin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan definisi biokimia. Namun demikian, cara pemeriksaan shotgun semacam itu akan menimbulkan kebingungan. Jadi sebaiknya memang memilih beberapa test saja.
Beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menentukan test tersebut antara lain, dapatnya dikerjakan tes tersebut secara baik dengan sarana yang memadai, segi kepraktisan, biaya, stress yang dibebankan kepada penderita, kemampuan diagnostik dari tes tersebut, dan lain-lainnya.
Secara khusus, pada pengujian kerusakan hati, ganguan biokimia yang terlihat adalah peningkatan permeabilitas dinding sel, berkurangnya kapasitas sintesa, terganggunya faal ekskresi, berkurangnya kapasitas penyimpanan, terganggunya faal deteksifikasi peningkatan reaksi mesenkimal dan imunologi yang abnormal.

Kesan Hanya SGOT

Namun apabila kita membahas uji faal hati atau fungsi hati, biasanya hanya diidentikan dengan pemeriksaan Aspartate Aminotransferase (AST) yang di Indonesia sering disebut SGOT. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ‘AST seseorang meningkat atau tidak’. AST itu sendiri adalah salah satu enzim di hati. AST ini memang bisa juga keluar dari sel otot, sel darah merah atau dari lokasi lainnya. Namun dari penelitian, level AST akan meningkat 10 sampai 20 kali dari batasan normal pada penyakit hepatitis (radang hati) atau hepatotoxicity (keracunan hati).
Peningkatan ini terjadi secara cepat (akut) yakni 1-2 hari setelah virus atau toksin masuk. Dan akan normal kembali pada hari ke-3 sampai hari ke-6, itupun jika kita berhasil mengatasi virus atau toksinnya. Contoh penyakit hati yang akut adalah hepatitis A dan Hepatitis B.
Namun demikian, apabila peningkatan AST hanya 3 atau 10 kali lipat dari nilai normal, kita harus tetap waspada. Sebab ada kemungkinan terjadinya penyakit hati yang kronik. Untuk itu pemeriksaan lebih lanjut sangatlah penting karena ada banyak penyebab penyakit hati lainnya selain infeksi. Contoh penyakit hati yang kronik adalah Hepatitis C, Sirosis Hepatitis (Gagal Hati), Kanker hati atau gara-gara minum alkohol atau keracunan obat.
Pemeriksaan laboratorium yang ada nerupakan pemeriksaan penunjang ataupun dalam diagnosis. Dalam hal ini anamnesis dan pemeriksaan dokterlah yang menjadi rujukan. Karena melalui pemeriksaan dokter akan dilakukan anamnesis untuk mengarahkan jenis penyebab penyakit kemudian menegakan diagnosis penyakit yang selanjutnya akan dilakukan terapi atau pengobatan.

Banyak Jenis Test

Dalam melihat gangguan faal biokimia mana yang ingin diketahui dan mempertimbanngkan kriteria di atas maka test-test yang ada dapat dikelompokkan menurut suatu program bertahap seperti yang seringkali ditawarkan dalam tes pemeriksaan tubuh untuk cek (general check up)
Pemeriksaannya misalnya berdasarkan zat warna/empedu: bilirubin serum, bilirubin urin (kualitatif), urobilinogen urin (kualitatif), stercobilin tinja (kualitatif), asam empedu. Untuk fungsi up take dan detoksikasi digunakan pemeriksaan BSP dan ICG.
Fungsi metabolik terhadap makronutrien maka diperiksa protein, protein plasma, urea, karbohidrat ddan lipid. Pemeriksaan hati terhadap pembentukan ensim dilakukan pemeriksaan: Transaminase (SGOT dan SGPT), Alkali Fosfatase (GT), Leucin Dehydrogenase (LDH), Cholineterase (CHE), dsb.
Terdapat juga tes laboratorium yang dapt mendeteksi produksi immunoglobulin (kekebalan humoral), yaitu: Anti mitochondrial antibodi (A.M.A), Smoth Muscle Antibodi (S.M.A),Anti Nuclear Antibodi (A.N.A) dan penentuan kadar Ig A, Ig G, Ig M.

Penutup

Hati ternyata mempunyai fungsi banyak, sehingga menjadikannya tidak adanya satuu tes yang dapat mengukur dengan baik seluruh fungsi hati.
Disamping itu, hati mempunyai kapasitas cadangan fungsi yang sangat besar sehingga hasil tes laboratorium harus ddi interpretasikan dengan baik. Hasil normal dari tes faal hati belum bisa dijadikan patokan tidak ada gangguan faal, sebaliknya hasil pemeriksaan laboratorium tidak normal: tidak selalu menjamin adanya gangguan faal hati.
Dr. Purwanto AP SpPK (K)
KLINIK MEDITAMA

Tidak ada komentar: