Minggu, 15 Juni 2008

Mempercantik dan Meremajakan Kulit Wajah dengan Botox

Semakin bertambah usia kita, semakin bertambah banyak kerutan kulit pada wajah kita. Pada kulit wajah yang mengalami banyak kerutan. Kerutan-kerutan kulit tanda penuaan ini dapat dijumpai terutama di daerah pangkal hidung diantara kedua mata, dahi, serta di sebelah samping mata kanan dan kiri.
Kerutan-kerutan kulit ini mula-mula tampak sebagai garis-garis halus saat wajah digerakkan, seperti misalnya pada saat tersenyum, tertawa atau cemberut. Garis-garis kulit ini semakin bertambah usia akan nampak semakin jelas. Kerutan-kerutan yang nampak pada saat wajah digerakkan ini disebut sebagai kerut dinamis. Lama kelamaan kerut dinamis ini akan menetap, dalam artian kerut-kerut akan tetap tampak meskipun wajah tidak digerakkan.
Kerutan-kerutan kulit yang semakin nampak dengan bertambahnya usia ini, pada sebagian besar orang dapat menimbulkan kerisauan dan merasa tidak muda lagi. Berbagai upaya telah dilakukan orang sejak jaman dahulu hingga sekarang untuk mengatasi kerut-kerut kulit wajah yang mengalami penuaan ini, dengan perawatan wajah memakai berbagai ramuan dari ekstrak (sari) tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, mandi susu, hingga dari bahan-bahan kimia sistetis.
Perkembangan teknologi dewasa ini telah memungkinkan untuk mengatasi kerut-kerut wajah yang timbul. Salah satu teknologi tersebut adalah dengan menggunakan injeksi Botox. Botox merupakan suatu larutan berisi toksin butullinum. Larutan ini dibuat dari toksin / racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridia botullinum. Penyuntikan larutan Botox dengan dosis yang tepat pada daerah wajah yang mengalami keriput, dapat menghilangkan keriput – keriput tersebut.
Penggunaan Botox di bidang kosmetik, tidak hanya terbatas untuk mengatasi keriput saja. Injeksi Botox dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan wajah yang kurang simetris misalnya alis mata yang tinggi sebelah, memperbaiki wajah yang tampak selalu marah dengan jalan mengurangi kerut-kerut penyebabnya, serta mengatasi hiperfungsi otot wajah.
Kegunaan lain dari injeksi Botox di bidang penyakit kulit adalah mengatasi keringat yang berlebihan pada telapak tangan dan ketiak, dan mengatasi kerutan daerah leher. Pada bidang penyakit mata, Botox digunakan untuk mengatasi strabismus (mata juling), nistagmus (mata tidak jenak), dan blefarospasme (kejang kelopak mata), sedangkan di bidang penyakit saraf, digunakan untuk meredakan kejang-kejang otot pada sebagian daerah tubuh.
Penggunaan klinis Botox ini dimulai sekitar tahun 1970-an, untuk mengatasi mata juling, kejang otot, dan kejang kelopak mata, namun penggunaan Botox untuk indikasi kosmetik baru meningkat tajam dalam satu dekade terakhir. Angka penggunaan Botox di Indonesia belum ada, sedangkan di Amerika Serikat, pada tahun 2001, sekitar 1 juta orang mendapat injeksi Botox untuk menghilangkan kerut. Demikian populernya injeksi Botox untuk menghilangkan kerut, sehingga menjadi salah satu pelayanan baru di serangkaian toko/farmasi di Booths, London.

Dr. Hiendarto, SpKK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
KLINIK MEDITAMA

Penuaan Dini Pada Kulit

Premature Skin Aging
Proses penuaan merupakan proses alami yang akan terjadi pada setiap makhluk hidup. Proses menjadi tua ini terjadi pada fisik maupun psikis. Secara fisik proses menua terjadi pada seluruh organ tubuh, baik yang letaknya didalam tubuh( jantung, hati, ginjal) maupun di bagian luar tubuh (telinga, mata, kulit). Proses menua secara psikis ditandai dengan menjadi pelupa dan pikun.
Meskipun umumnya proses alamiah menjadi tua pada kulit terjadi setelah umur 30-40 tahun, tetapi bila kita memperhatikan keadaan kulit pada rekan sebaya, dapat kita menjumpai beberapa orang tampak lebih muda dari kita. Bahkan kulit masih nampak segar, cerah, lembut dan halus bagaikan kulit seorang remaja. Sedangkan beberapa yang lain nampak jauh lebih tua dari kita, karena mengalami penuaan pada kulit yang terjadi lebih dini/ awal sebelum waktunya. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa gangguan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh yang menjadikan kulit seseorang lebih cepat menjadi tua.

A. Proses Menjadi Tua pada Kulit
Terdapat dua proses yang salin berkaitan dalam penuaan kulit. Masing- masing proses dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga saling berkaitan satu sama lain. Kedua proses ini adalah:
1. Proses menua intrinsik
Merupakan proses menua yang berlangsung secara alamiah, yang disebabkan oleh berbagai faktor dalam tubuh sendiri. Fenomena ini umumnya tidak dapat dicegah dan mengakibatkan perubahan kulit yang menyeluruh sesuai dengan pertambahan usia. Berbagai faktor yang berpenaruh dalam proses menua intrinsik, antara lain:
a. Umur: Umur bertambah tiap hari dan secara perlahan namun pasti proses menua terjadi.
b. Keturunan (genetik): menentukan saat kapan dan dengan kecepatan berapa proses menua berlangsung.
c. Ras : berkaitan kemampuan yang berbeda dalam mempertahankan diri terhadap pengaruh lingkungan yang merusak (misalnya kemampuan kulit seseorang terhadap paparan sinar matahari)
d. Hormon: berkurangnya hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan berbagai sel dalam kulit mengakibatkan kemunduran keadaan kulit, yang ditandai dengan penuaan pada kulit.
2. Proses menua ekstrinsik
Proses ini terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh yang mempengaruhi terjadinya penuaan kulit. Gambaran penuaan ini tidak bersifat menyeluruh, lebih jelas didaerah yang terkena paparan lingkungan (misalnya wajah, telinga, leher belakang dan samping, lengan dan punggung). Proses menua ekstrinsik ini disebut juga proses menua dini atau premature aging. Berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses menua ekstrinsik, antara lain:
a. Faktor lingkungan: pajanan sinar matahari dalam jangkan waktu yang lama, kelembaban udara yang rendah
b. Bahan- bahan yang meningkatkan pembentukan radikal bebas: sinar X, sinar ultra violet, polusi udara, asap rokok, minuman keras, baha- bahan kimia tertentu, diet karbohidrat dan kalori tinggi
c. Beberapa penyakit tertentu, misalnya kencing manis, kurang gizi, penyakit pengerasan pembuluh darah, penyakit otoimun dan stress. Penyakit- penyakit ini dapat menyebabkan proses menua berlangsung lebih cepat.
d. Cara perawatan kulit yang salah: kosmetika yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi kulit, misalnya terlalu sering menggunakan sabun, deterjen atau pembersih berkadar alkohol tinggi pada kulit berjenis normal atau kering
B. Keadaan Kulit Yang Mengalami Penuaan
Ada beberapa keadaan yang menandai penuaan pada kulit. Kulit tampak berkerut dan longgar, kulit teraba kering dan kasar, serta pada beberapa tempat di kulit dapat dijumpai bercak ketuaan(gangguan pigmentasi) atau bahkan tumor kulit. Kulit juga menjadi lebih mudah mengalami memar, meskipun hanya terkena gesekan, tekanan atau pukulan yang ringan.
Kulit berkerut longgar dan kurang lentur. Gambaran penuaan ini umumnya dapat dilihat lebih jelas pada wajah. Kerutan tipis dapat muncul pada sekitar mulut, mata dan hidung. Pada keadaan cemberut atau tersenyum dapat memunculkan kerut-kerut dinamis pada dahi, pangkal hidung, dan kerut-kerut kulit sekitar sampingmata, yang tidak muncul dalam keadaan istirahat. Pada keadaan selanjutnya garis-garis kulit menjadi lebih jelas, kulit berkerut dan longgar bahkan tetap tampak dalam keadaan istirahat.
Keadaan ini disebabkan karena perubahan serabut kolagen dan serabut elastin yang menjaga kelenturan kulit (berubah menjadi kaku/ tidak lentur). Kulit kering dan kasar. Kulit yang menjadi kering ditandai dengan adanya kemerahan pada kulit yang disertai sisik –sisik dan retak-retak halus. Kulit tampak kusam, teraba kering dan kasar. Kulit kering terjadi karena kekurangan lamak kulit aau kandungan air.

Bercak ketuaan/ pigmentasi. Pada umumnya kulit yang menua mengalami perubahan pigmentasi (warna) yang dapat berupa bercak-bercak dengan warna lebih gelap(hitam kecoklatan) atau bercak –bercak dengan warna lebih terang (putih kekuningan). Bercak-bercak pada kulit tersebut dapat tersebar merata, tidak merata, atau setempat.
Kelainan pigmentasi ini disebabkan karena perubahan pada sel penghasil pigmen kulit (melanosit). Dengan meningkatnya usia, terjadi pengurangan jumlah sel-sel melanosit yang aktif sehingga kemampuan pigmen sebagai pelindung kulit berkurang, dan beberapa tempat akan mudah ditembus sinar matahari. Sebaliknya pada tempat-tempat tertentu terutama wajah dan punggung tangan jumlah sel tersebut meningkat sehingga dapat timbul bercak-bercak kehitaman.
Tumor kulit. Berbagai tumor kulit dapat timbul pada kulit yanag mengalami penuaan dini. Meskipun tumor kulit yang terjadi umumnya bersifat jinak, tumor kulit tersebut dapat mengganggu penampilan, serta perlu diwaspadai perubahannya menjadi tumor ganas kulit (kanker).
Kulit mudah memar. Meskipun hanya terkena gesekan ringan, kulit yang mengalami penuaan dini dapat mengalami memar. Terjadinya pelebaran pembuluh darah kapiler kulit dan berkurangnya jaringan penopang kulit mempermudah kejadian memaar dini.
C. Pencegahan dan Perawatan
Semua orang ingin berumur panjang, tetapi tidak seorangpun yang mau menjadi tua sehingga dilakukan berbagai usaha untuk menundanya agar kulit tetap awet muda atau bahkan menjadikannya tampak kebih muda lagi (meremajakan kulit) pada kulit ang mengalami penuaan.
Upaya pencegahan penuaan dini pada kulit dapat dilakukan antara lain dengan menghindari faktor-faktor dalam proses menua ekstrinsik. Beberapa upaya tersebut misalnya: menghindari pajanan sinar matahari yang berlabihan, rokok dan minuman keras, menjaga kesehatan fisik dengan meningkatkan stamina dan menjaga kesehatan psikis dengan menjauhi stress, serta melakukan perawatan kulit secara benar. (sesuai dengan jenis keadaan kulit) untuk mencegah penuaan dini. Pemberian suplemen vitamin dan mineral yang diperkirakan dapat mengikat gugus radikal bebas, misalnya vitamin A,B, C, E mineral Se, Zn dan Yodium juga bermanfaat.
Perawatan kulit (skin care) yang benar akan membantu dalam pencegahan penuaan dini pada kulit, bahkan beberapa diantaranya bermanfaat untk meremajakan kulit. Perawatan kulit ini akan memperlambat proses penuaan pada kulit, sehingga orang yang merawat klitnya dengan benar akan senantiasa tampak awet muda, cantik/ tampan, menawan hati.
Penggunaan produk kosmetik seperti sun block/ tirai matahari dapat mengurangi paparan sinar ultraviolet akibat sinar matahari.Sedangkan penggunaan krim pelembab yang sesuai dapat mempertahankan kelembaban kulit yang ideal, sehingga dapat memperlambat proses penuaan dini pada kulit.
Peremajaan kulit dapat mengatasi kerut-kerut, garis-garis dan lipatan-lipatan yang terdapat pada kulit menua. Terdapat berbagai teknik untuk peremajaan kulit ini, diantaranya dengan teknik mengangkat lapisan kulit teratas yang mengalami penuaan dengan facial masker, peeling atau mikrodermabrasi. Teknik ini selain bermanfaat untuk menghilangkan keriput-keriput halus pada kulit wajah juga bermanfaat untuk menghilangkan flek-flek kehitaman pada kulit.
Teknik lain menggunakan suntikan langsung dengan bahan kolagen, fibrel atau botulinum toxin bermanfaat untuk mengatasi lekukan/ keriput kulit yang lebih dalam. Berbagai tumor kulit yang muncl pada kulit menua dapat diatasi dengan terapi bedah listrik (elektrokauter)

Oleh:
Dr. Hiendarto, Sp.KK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
KLINIK MEDITAMA

Keputihan

KEPUTIHAN merupakan cairan selain darah yang keluar dari liang senggama wanita. Keputihan ini tidak hanya dialami oleh kaum wanita. Para pria juga mengalaminya. Namun pada pria tidak disebut keputihan melainkan “duh tubuh uretra.”

JENIS-JENIS KEPUTIHAN, Keputihan dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Keputihan Fisiologis
Keputihan Fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi pada wanita.
Penyebab keputihan jenis ini antara lain:
a) Ovulasi ( pada pertengahan siklus haid ),
b) Rangsangan seksual, habis melahirkan,
c) Setelah berhubungan intim.
Keputihan jenis ini tidak berbahaya.

2. Keputihan Patologis
Keputihan Patologis adalah keputihan yang tidak normal atau akibat adanya penyakit tertentu. Keputihan ini disebabkan oleh:
a) Penyakit Menular Seksual (PMS) atau penyakit kelamin ( Kencing nanah/GO, trikomoniasis, bakterial vaginosis, NSGI, sifilis ),
b) Penyakit keganasan atau kanker pada organ reproduksi
c) Penyakit jamur ( kandidas vulvovaginal )
d) Penyakit karena virus ( herpes genitalis atau herpess simpleks )

GEJALA KLINIS KEPUTIHAN bervariasi, tergantung penyebabnya. Variasi dalam hal jumlahnya, baunya, warnanya, kekentalan, busa dan keluhan lain yang menyertainya.
1. Jumlah : tanpa keputihan, jumlahnya sedikit atau jumlahnya banyak
2. Bau : dapat tidak berbau, berbau amis, berbau kecut atau basin
3. Warna : bening, putih, kehijauan atau kekuningan
4. Kekentalan : encer atau kental
5. Busa : berbusa atau tidak berbusa
6. Keluhan lain :
a) Terasa gatal, perih, sakit pada waktu berkemih atau saat berhubungan inti,
b) Adanya flek-flek di celana dalam
c) Disertai darah
d) Adanya kelainan pada alat kelamin seperti: kemerahan, luka, plenting, bercak, dll

PEMERIKSAAN LABORATORIUM, Jika seseorang mengalami keputihan patologis ini, bahkan sudah disertai dengan adanya gejala-gejal klinis seperti tersebut di atas, maka Pemeriksaan Laboratorium mutlak dibutuhkan. Pemeriksaan laboratorium ini diperlukan untuk memastikan penyebab keputihan. Sehingga pengonbatan penyakit dapat dilakukan dengan tepat.

PENGOBATAN PADA KEPUTIHAN PATOLOGIS, sebaiknya dilakukan secara Cepat dan BerMuTu.
Cepat artinya pengobatan diberikan secepatnya, jangan menunggu berlama-lama karena dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berbahaya.
BerMuTu kepandekan dari Bersama, Menyeluruh dan Tuntas. Bersama artinya pengobatan diberikan secara bersama-sama pasangan seksnya. Menyeluruh artinya pengobatan diberikan sesuai penyebab yang dijumpai. Tuntas artinya pengobatan diberikan sampai sembuh secara total ( dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium )

PENCEGAHAN Keputihan karena penyakit menular seksual: Abstinensia ( puasa seks ), Be Faithfull ( setia pada pasangan ), Condom ( pakai komdom atau tidak terjun bebas bila berhubungan seks diluar pasangan ) dan Pemakaian “Bilas Vagina” yang sesuai dengan aturan pakai dan tidak boleh sering.

Oleh:
Dr. Hiendarto, Sp KK
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin

Terapi Batu Ginjal Tanpa Pembedahan

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsi

Saat ini di Indonesia masih banyak yang belum mengenal Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), sebagai salah satu terapi penyembuhan penyakit batu ginjal. ESWL sebenarnya sudah bukan merupakan barang asing dalam dunia kedokteran khususnya bagi para urologis. Sejak diperkenalkan penggunaannya di awal tahun 1980-an, ESWL semakin populer dan menjadi pilihan pertama dalam kasus umum penanganan penyakit batu ginjal.
ESWL merupakan terapi non-invasif, karena tidak memerlukan pembedahan atau memasukkan alat kedalam tubuh pasien. Sesuai dengan namanya, Extracorporeal berarti di luar tubuh, sedangkan Lithotripsy berarti penghancuran batu, secara harfiah ESWL memiliki arti penghancuran batu (ginjal) dengan menggunakan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh.

Dari hasil observasi pada proses ESWL, ditemukan bahwa pada awalnya batu ginjal yang ditembak dengan shock waves pecah menjadi dua atau beberapa fragment besar [2]. Selanjutnya dengan bertambahnya jumlah tembakan, fragment tersebut pecah kembali dan hancur. Umumnya diperlukan sekitar 1000 sampai 5000 tembakan sampai serpihan-serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil untuk dapat dikeluarkan dengan proses urinasi.
Pada pelaksanaan ESWL, pasien dibaringkan di atas tempat tidur khusus dimana generator shock wave telah terpasang di bagian bawahnya. Sebelum proses penembakan dimulai, dilakukan pendeteksian lokasi batu ginjal menggunakan imaging probe (dengan ultrasound atau fluoroscopy), agar shock wave yang ditembakan tepat mengenai sasaran.
Klinik MEDITAMA merupakan satu satunya klinik di Jawa Tengah yang memiliki fasilitas ini.
Beberapa keuntungan menggunakan EWSL antara lain :
· Tanpa pembiusan
· Waktu yang relatif cepat (± 60 menit)
· Biaya yang terjangkau
· Tanpa Rawat Inap
Dapat
· Mesin ESWL di melanjutkan aktifitas
· Keunggulan:klinik Meditama dibuat oleh perusahaan Dornier, yang merupakan perusahaan perintis yang memproduksi ESWL sejak tahun 1980.
· Mesin ESWL di klinik Meeditama merupakan “ Office Lithotriptor” dimana mesin ini tidak membutuhkan ruangan yang besar, namun mempunyai kekuatan dan kemampuan yang sama dengan mesin ESWL yang lebih besar.
Bila anda memiliki gangguan ginjal, konsultasikan dengan dokter anda dan dapatkan informasi yang lebih lengkap tentang terapi ini.
KLINIK MEDITAMA

Inkontinensia

Inkontinensia ( “Beser” ) Adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih. Hal ini bisa terjadi pada semua strata usia. Sekitar 1-3 lansia memiliki masalah dengan kandung kemih, wanita 2 kali lebih sering terkena.
Jika kandung kemih telah penuh oleh air kemih, maka akan disampaikan pesan melalui saraf di tulang belakang, yang diteruskan ke otak sehingga seseorang akan merasa ingin berkemih, yang secara sadar orang tersebut akan memutuskan apakah akan segera membuang kemihnya atau menahanya sebentar.
Jika diputuskan akan berkemih, maka otot sfingter akan mengendur sehingga air kemih akan mengalir melalui uretra dan otot dinding kandung kemih akan berkontraksi dan akan menimbulkan dorongan sehingga air kemih akan keluar.
Hal ini bisa ditingkatkan dengan meningkatkan tekanan dalam rongga perut.

Kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih bisa mengalami gangguan pada setiap tingkatan proses pengeluaran kemih oleh berbagai sebab:
1. Infeksi kandungan kemih
2. Efek samping obat
3. Lanjut usia
4. Minuman yang banyak mengandung Kafein atau Alkohol berlebihan.

PENYEBAB
Inkontinensia Desakan : Biasanya disebabkan oleh Infeksi Saluran Kemih, Kandungan kemih yang terlalu aktif, Penyumbatan aliran kemih (Batu, Tumor), Obat
Inkontinensia Karena Stress : Kelemahan Sfingter, pada wanita biasanya karena hormonal, banyak anak, Operasi pada panggul
Inkontinensia aliran berlebih : Sumbatan aliran, pada anak-anak terjadi penyempitan, kelemahan otot penunjang, kelainan fungsi saraf, Obat
Inkontinensia Total : Cacat bawaan, Cedera kandung kemih
Inkontinensia Psikogenik : Gangguan emosi ( Misal Depresi )
Inkontinensia Campuran : Gabungan dari berbagai penyebab di atas.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu seseorang yang mengalami ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran air kemih:
1. Analisa Air Kemih
2. USG atau Kateterisasi
3. Pemeriksaan URODINAMIKA
4. Pengukuran laju aliran kemih.

Oleh:
Dr. dr. Rudi Yuwana, SpB, SpU, SpMHC
Dokter Spesialis Bedah, Urologi, Men’s Health
KLINIK MEDITAMA